Filsafat itu tergantung
dari objek dan metodenya, objek itu apa yang dipikirkan sedangkan metodenya
bagaimana memikirkan, sehingga orang yang tahu bahwa orang itu dalam
berfilsafat telah memasuki ranah spiritual adalah orang dewasa yang
berpengalaman yang memiliki spritualitas berpikir semuanya, misalnya kalau
muslim apabila keislamannya berusaha terus–menerus ditingkatkan contohnya
dengan mengetahui ciri-ciri keislamannya.
Dari sisi filsafat
segala sesuatu memiliki dimensi, jadi lupa juga berdimensi. Dimensinya dalah
dimensi ruang dan waktu. Manfaat lupa misalnya saja ketika mengalami hal-hal
atau peristiwa yang sedih, ingin dilupakan. Orang yang tidak lupa adalah diriku
yang memikirkannya sedangkan orang yang lupa adalah dirimu yang tidak
memikirkannya, maka hidup ini sebagian besar adalah kelupaan. Maka lupa dalam
filsafat adalah pilihan di bawah sadar untuk tidak memikirkannya atau tidak
memperhatikannya, hal ini penting sekali karena manusia didalam hidupnya
melakukan reduksi. Lupa adalah sebagian dari diri kita, yang kita pikirkan
adalah lebih sedikit dengan apa yang kita miliki.
Dalam berfilsafat benar
atau salah juga memiki dimensi, bertinggkat-tingkatan dan bermacam-macam. Ada
benar didalam pikiran, ada yang benar di dalam penglihatan namun benar yang
dilihat belum tentu benar dalam penglihatan karena belum tentu sinkron. Dalam
filsafat ada benar absolut yakni benar secara spiritual dan benar material
(benar sebab akibat).
Orang lain dalam diri
kita adalah orang yang dikenal serta orang yang berada disekeliling kita atau
dalam filsafat orang lain dalam diri kita adalah orang yang dipikirkan. Pikiran
itu terbatas, pikiran yang tidak terbatas adalah Tuhan.
Hermeneutika tidak
cukup hanya dipelajari, tetapi dilaksanakan. Hermenutika ninti sarinya adalah menerjemahkan
dalam semua hal. Jawaban yang benar atau salah tergantung dimensinya, karena
benda-benda dimensi dan salah dan benar sangat bergantung dengan konteks ruang
dan waktu. Salah dan benar yang bersifat umum atau universial yang disebut
monotisme, maka kebenaran yang berlaku umum adalah kebenaran spiritual. Semakin
universal atau semakin umum maka kebenarannya adalah kebenaran absolut, tetapi
apabila berada dipikiran manusia maka kebenarannya masih bersifat relatif.
Orang-orang yang selalu bersifat absolut dalam sejarahnya akan selalu gagal.
Metode lain dalam
filsafat antara lain menulis, membaca, bertanya, semua itu merupakan bagian
dari unsur menerjemahkan (hermeneutika). Filsafat yunani kuno dijadikan acuan
karena ada dokumennya, secara substansi yunani kuno merupakan bangsa yang
pertama kali merubah mitos menjadi logos. Musuh dalam berfilsafat adalah mitos
yaitu sesuatu yang sudah dianggap jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar