Filsafat
Kontemporer yaitu cara pandang dan berpikir mendalam menyangkut kehidupan pada
masa saat ini. Filsafat kontemporer ini sering dikaitkan dengan
posmodernisme, dikarenakan posmodernisme yang berarti “setelah modern”
merupakan akibat logis dari zaman kontemporer. Posmodernisme menyaratkan
kebebasan, dan tidak selalu harus simetris. Kebebasan dalam memakai teori,
menanggapi, dan mengkritik selama kebebasan tersebut merupakan suatu hal
original. Tidak ada batasan pasti dalam filsafat kontemporer, selama semua
masih dinamis dan tidak kaku seperti zaman pra modern, bisa disebut sebagai
kontemporer. Aliran ini muncul
sebagai reaksi terhadap modernisme dengan segala
dampaknya. Modernisme dimulai oleh Rene Descrates, dikokohkan oleh
zaman pencerahan (Aufklaerung), dan kemudian mengabdikan diri melalui
dominasi sains dan kapitalisme. Dalam modernisme, filsafat berpusat pada
epistemologi yang bersandar pada gagasan tentang subjektivitas dan objektivitas
murni yang saling terpisah. Modernisme mempunyai gambaran dunia sendiri yang
ternyata membawa berbagai dampak buruk, yakni objektifikasi alam secara
berlebihan dan pengurasan semena–mena yang berakibat kepada krisis ekologi,
militerisme, kebangkitan kembali tribalisme, dan manusia cenderung menjadi
objek karena pandangan modern yang objektivistis dan
positivistis. Postmodernisme berupaya untuk mempertanyakan suatu
epistemologi modernis yang didasarkan atas pembedaan subjek dan objek secara
jelas. Selain itu, hal lain terkait dengan postmodernisme adalah adanya
ketidakpercayaan kepada metanarasi (Lyotard) yang berarti tidak adanya
penjelasan global tentang perilaku yang bisa dipercaya dalam zaman rasionalitas
yang bermuatan tujuan. Selain itu teknologi dilihat sebagai yang menuju ke
penitikberatan pada reproduksi. Ciri terpenting dalam postmodernisme
adalah relativisme dan mengakui pluralitas. Menurut para postmodernis, tidak
ada suatu norma yang berlaku umum. Setiap bagian memiliki keunikan tersendiri
sehingga tidak dapat menerima pemaksaan penyeragaman. Di sini pengertian
masyarakat sebagai suatu bentuk kesatuan sudah hilang kredibilitasnya.
Masalah aktual dan faktual
diperbincangkan dan ditanggapi, lalu diberi solusi. Dengan filsafat akan bisa ditemukan solusi terbaik terhadap masalah
tersebut karena filsafat juga menguji solusi yang akan diambil dan yang
dianggap baik. Hal ini dilakukan karena pada saat tertentu solusi bisa menjadi
sangat baik, dan pada saat tertentu pula suatu solusi bisa dianggap kuno.
Berbicara tentang saat demi saat,
inilah letak kontemporernya. Penyesuaian terhadap sesuatu yang kita ketahui
sebagai zaman. Berpikir sesuai zaman
tanpa kehilangan identitas dan originalitas pemikiran personal. Memiliki
kepribadian dan cara berpikir yang unik merupakan hal yang dibanggakan dalam
filsafat kontemporer. Oleh karenanya filsafat kontemporer merupakan
ekstensifikasi dari pemikiran manusia dari hal-hal yang umum menjadi yang
sangat khusus dan terkait dengan hal khusus lainnya.
Saat ini banyak dampak dari
kontemporer itu sendiri diberbagai bidang, ada dampak positif adapula dampak
yang negatif. Namun yang lebih nampak adalah dampak negatif dari kontemporer.
Misalnya saja pada bidang sosial yakni berkembangnya
budaya barat yang negatif melalui televisi dan internet, memudarnya nilai-nilai
keagamaan dalam masyarakat, berkurangnya kecintaan dan apresiasi masyarakat
terhadap budaya daerah dan nasional, lahirnya gaya hidup individualistis
(mementingkan diri sendiri), pragmatis (keuntungan diri), hedonis (kenikmatan),
serta permisif (membolehkan hal yang dilarang), dan konsumtif, lunturnya
kepedulian dan solidaritas bangsa, seperti orang cenderung membiarkan tindakan
kejahatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar