Berbagai macam
referensi, yang dapat digunakan untuk mengembangkan diri. Jadi jika kita ingin
mengembangkan diri, tidaklah semata-mata hanya menunggu perintah tetapi harus
memiliki kesadaran dan ikhtiar sendiri. Apabila kita sudah membaca dan memahami
sebuah referensi primer karena langsung dari pemikiran Imanuel Kant, itu baru
yang dinamakan belajar filsafat.
Pikiran berangkat dari
prinsip, ada dua prinsip dari berpikir yakni identitas dan kontradiksi. Pikiran
tidak bisa dilepaskan dari pengalaman. Dengan prinsip tersebut, bahwa pikiran
tidak bisa dilepaskan dari pengalaman, patuh terhadap hukum-hukumnya.
Pengambilan keputusan sintetik dan analitik. Analitik adalah subjek sama dengan
predikat. Sintetik adalah subjek tidak sama dengan predikat. Analitik merupakan
identitas dan sintetik adalah kontradiksi. Pada setiap pengambilan keputusan,
ada dua pengambilan keputusan yakni analitik dan sintetik. Analitik berdasarkan
koherensi dan konsistensi, sedangkan sintetik berdasarkan pengalaman atau
intuisi empiris. Analitik juga ada intuisi yakni intuisi murni.
Membaca dan tidak
mengerti merupakan mitos, tapi jika membaca, mengerti dan bisa memberikan
contoh merupakan logos. Jadi apabila kita membaca sebuah referensi tetapi masih
belum mampu untuk memahami dan memberikan contoh dari apa yang kita baca, maka
itu masih mitos dan sebaliknya disebut logos.
Semua benda berkembang,
dikatakan sebagai analitik, disebut analitik karena adanya definisi atau
perjanjian. Semua benda mempunyai berat, kita bisa memaknai berat yang berbeda
pada setiap benda. Memperoleh prinsip apriori dari pengalaman yang disebut
dengan syntetical judgement. Maksud dari syntetical judgement adalah
memperolehnya apriori, bahwa orang bisa memperoleh syntetical judgement itu
dari pengalaman. Berpikir itu memiliki pengalaman juga, jadi syntetical
judgement adalah semua prinsip didalam teori berpikir. Oleh karena itu
matematika judgement seharusnya sintetik, berarti berbeda dengan matemtika yang
dipikirkan oleh matematika murni. Kesimpulannya adalah ternyata matematika itu
adalah sintetik apriori.
7 + 5 = 12, merupakan
sintetik karena 7 + 5 tidak sama dengan 12. Ini berarti 7+5 yang dipikirkan
oleh Imanuel kant berbeda dengan 7 + 5 nya matemtika murni. 7+5 nya matematika
murni itu bebas dengan ruang dan waktu, tapi 7 + 5 nya Imanuel Kant terikat
dengan ruang dan waktu yang disebut dengan sintetik. Sintetik karena 7 + 5
tidak sama dengan 12, karena tidak bisa dibuktikan bahwa 7 + 5 itu sama dengan
12.
Ada logika orang awan,
ada logika normatif, material, formal dan spiritual. Imanuel Kant membuat
logika transenden yakni logikanya para dewa yang isinya adalah kategori, yang
dipeoleh dari intuisi. Logika transenden terdapat kategori, ketika kita
membeda-bedakan merupakan bagian dari kategori. Kategori ada kategori kuantitas
dan kualitas.